Puisi adalah salah satu bentuk karya
sastra yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa yang padat, indah, dan
kaya makna. Artinya ia dibentuk oleh kata-kata yang benar-benar
terpilih, terseleksi, atau melalui sensor yang ketat. Puisi merupakan
hasil ungkapan perasaan penyair yang dituangkan melalui kata-kata/bahasa
yang sengaja dipilih penyair untuk mewakili perasaannya. Menurut
Riffaterre (Pradopo, 1987: 12-13) puisi itu menyatakan sesuatu secara
tak langsung, yaitu mengatakan sesuatu hal dengan arti yang lain. Dari
pengertian di atas, layaklah kalau pembaca sering mengalami kesulitan
ketika berhadapan dengan sebuah puisi. Sebab puisi adalah dunia
kata-kata yang karakternya berbeda dibandingkan dengan karakter kata
dalam tulisan-tulisan yang lain.
Puisi memiliki ciri-ciri, antara lain:
- Puisi berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkan pengalaman dan bersifat imajinatif.
- Dalam puisi terdapat pemadatan segala unsur kekuatan bahasa.
- Dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus, dan diatur sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi.
- Bahasa yang digunakan bersifat konotatif.
- Puisi dibangun oleh struktur fisik (tipografi, diksi, majas, rima, dan irama) serta struktur batin (tema, amanat, perasaan, nada, dan suasana)
Unsur-unsur Puisi
Menurut Herman J. Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi (1995), secara garis besar, unsur/struktur puisi terbagi dalam dua macam, yaitu struktur fisik dan struktur batin.
- Struktur Fisik, yaitu unsur-unsur yang langsung tampak pada fisik puisi. Struktur fisik ini meliputi:
1. Diksi (pilihan kata).
Dalam menulis puisi, penyair harus cermat dalam memilih dan
mempertimbangkan kata-kata yang akan dipakainya dalam puisi agar mampu
mewakili suasana, perasaan, serta keindahan puisinya.
2. Majas yaitu gaya
bahasa. Dalam menyampaikan ide dalam puisinya sering kali pengarang
menggunakan kiasan, yakni tidak secara langsung mengungkapkan makna.
3. Rima/ritme yaitu pengulangan bunyi pada puisi yang berfungsi untuk musikalitas atau orkestrasi yang dapat mendukung makna puisi.
4. Tipografi yaitu tata
wajah atau tata letak kata-kata, baris-baris, serta bait-bait dalam
sebuah puisi. Tipografi dipandang penting agar tidak menggeser makna
dari kata-kata dalam puisi. Hal ini sangat jelas pada puisi kontemporer
5. Citraan atau
pengimajian. Untuk memancing imajinasi pembaca maka penyair sering
menggunakan kata atau susunan kata yang mengungkapkan pengalaman
imajinasi.
- Struktur Batin, yaitu unsur-unsur yang tidak langsung tampak pada fisik puisi, artinya harus digali dari fisik puisi tersebut. Struktur batin meliputi:
1. Tema, yaitu ide atau gagasan dasar atau pokok persoalan yang terdapat dalam sebuah puisi. Tema tersirat dalam keseluruhan isi puisi.
2. Amanat, yaitu pesan
yang ingin disampaikan penyair melalui sebuah puisi. Pesan-pesan
tersebut biasanya dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi.
3. Perasaan, yaitu hal
yang diekspresikan penyair dalam puisinya tersebut, mengingat bahwa
puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan
penyair.
4. Nada, yaitu sikap
penyair terhadap pembaca melalui sebuah puisi. Nada ini bisa menyindir,
menggurui, menasihati, atau hanya bercerita, dan sebagainya.
5. Suasana, yaitu keadan
jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat psikologis yang dialami
oleh pembaca. Misalnya sedih, terharu, gembira, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar